Definisi
SIM, Sistem Informasi Manajemen Informasi dapat diibaratkan sebagai darah
yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah
perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya,
sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah
perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya
akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping
itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah
utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang
tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep
dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem
informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau
metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam
mendesain sistem baru.
Sebuah
perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan
pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya
adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru
tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Komputer
bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem
informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar
sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan
kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi
pengambilan keputusan.
Sistem
informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan
status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi
dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya
informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat
manajemen.
Definisi
sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan
sebuah data base.
Konsep
Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2.
Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat
ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi
yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian
mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
3. Data
organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill
company goals (the choice is called business decision making)
Fungsi /
Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data
maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa
manfaat ataufungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.
Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3.
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
5.
Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.
Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
7.
Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.
Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
9. Bank
menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
2.PENGERTIAN
MANAJEMEN
Masalahdefinisi dari manajemen memang merupakan
masalah yang sulit. Dan sampai sekarang tidak ada persetujuan universal tentang
definisi manajemen. Manajemen selalu berhubungan dengan sebuah organisasi.
Yaitu sekumpulan orang yang bekerjasama disetiap bidangnya untuk mencapai satu
tujuan. Sehingga bisa dibuatkan sebuah urut-urutan untuk mengartikan arti dari
manajemen.
Menurut T. Hani Handoko mendefinisikan:
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. (1997:8).
Menurut George R. Terry mendefinisikan:
Manajemen adalah merupakan proses yang terdiri dari
tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan,
yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber yang lain. (1986:4)
Menurut M. Manullang mendefinisikan:
Manajemen adalah seni ilmu pengetahuan,
pengorganisasian, penyusunan, pengolahan, dan pengawasan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan (2002:5).
Menurut Nanang Fattah mendefiniskan:
Manajemen adalah sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. (2000:1).
Menurut Ngalin Purwanto mendefinisikan:
Manajemen merupakan proses kegiatan yang mempunyai
tujuan tertentu dan pelaksanaannya perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang
baik. (1993:6).
Dari definisi diatas penulis simpulkan bahwa
Manajemen adalah proses yang berupa tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan serta pemanfaatan sumber daya
untuk mencapai tujuan tertentu.
3.PENGERTIAN MANAJER
Secara umum manajer berarti setiap orang yang
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya. Seperi halnya manajemen dapat diketemukan disemua organisasi, manajer
juga ada disetiap organisasi.
Seperti yang telah dibahas pada fungsi manajemen
dipoint atas, menurut T. Hani Handoko (1997:17), manajer memilikilevel atau
tingkatan dalam sebuah organisasi, yaituTop Management(manajer puncak)Middle
Management (manajer menengah) danLower Management (manajer lini).
1.Manajer lini (lower management)
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Kepala atau Pimpinan (leader), mandor (foreman), dan
penyelia (supervisors).
2.Manajer menengah (middle management)
Manajer menengah ini membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lini lainnya dan kadang-kadang juga membawahi
karyawan operasional. Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Manajer Departemen atau Kepala Pengawas (Superintendent).
3.Manajer puncak (top management)
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan
manajemen organisasi.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Direktur, Presiden, Kepala Divisi, dan lain
sebagainya.
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai
tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam memasuki EraIndustrialisasi, pencapaiannya sangat
ditentukan oleh penguasaan teknologi karenateknologi adalah mesin
penggerak pertumbuhan melalui industri.
Sebagian beranggapanteknologi adalah barang
atau sesuatu yang baru.namun, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan
merupakan suatu gejala kontemporer.Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.
Sejarah Teknologi
Perkembangan teknologi berlangsung secaraevolutif Sejak
zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasilkebudayaan telah nampakberorientasi menuju
bidang teknologi.
Secara etimologis, akar kata teknologi adalah
“techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metoderasional yang berkaitan dengan
pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang
prinsip-prinsip atau metode dan seni.Istilah teknologi sendiri untuk pertama
kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudulTeknologi:
Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology:
A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).[4]
Pengertian Teknologi
Teknologi merupakan perkembangan suatu media / alat
yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan
suatu masalah.
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan
teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuanmetode
barudalam menyelesaikan tugas-tugastradisional sepertibercocok tanam, membuat baju, atau
membangun rumah.
Ada tigaklasifikasi
dasar dari kemajuan teknologi yaitu:
Kemajuan teknologi yang bersifatnetral (bahasa Inggris:neutral technological
progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran(output) lebih tinggi dicapai dengankuantitasdankombinasi faktor-faktor pemasukan(input) yang sama.
Terjadi bila tingkat pengeluaran(output) lebih tinggi dicapai dengankuantitasdankombinasi faktor-faktor pemasukan(input) yang sama.
Kemajuan teknologi yanghemat tenaga
kerja (bahasa Inggris:labor-saving
technological progress)
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris:capital-saving technological
progress)
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagainegara berkembang menunjukan bahwa
campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupaperaturan
pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing
justru menghambatarus
teknologiasing ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan ‘pintu yang lama
sekali terbuka’ terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanamanmodal
asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar
dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena
ketergantungan yang terlampau besar pada pihakinvestor
asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang
sulit dan rumit.
Fungsi dalam Organisasi
1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional terdiri dari Bagian
Pemasaran, Bagian Produksi,
Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan serta
Bagian Umum. Pada struktur
organisasi fungsional apabila ada seseorang yang
diserahi tugas untuk mengelola
suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur
setia pada bagian mana dia
dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing
tersebut tidak memanfaatkan
menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu,
tetapi sebaiknya juga menarik
orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga
pengalaman dan pengetahuan
dapat dinikmati bersama.
2. Struktur Organisasi Proyek
Pacta hakekatnya struktur organisasi proyek bennula
dari orgamsasl
fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian
meminta agar orang-orang
fungsional yang bekerja pacta proyek benar-benar
pindah untuk bekerja
sepenuhnya di bawah kekuasaannya. Untukjelasnya
dapat dilihat Gambar 3.2.
Semakin lJanyak proyek maka semakin ban yak pula
duplikasi fungsi.
Selain itu para karyawan akan ragu di mana dia akan
ditempatkan hila
2. Struktur Organisasi Proyek
Pada hakekatnya struktur organisasi proyek bermula
dari organisasi
fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian
meminta agar orangorang
yang bekerja pada proyek benarbenar pindah untuk
bekerja sepenuhnya
dibawah kekuasaannya. Semakin banyak proyek maka
semakin banyak pula duplikasi fungsi. Selain
itu para karyawan akan ragu di mana dia akan
ditempatkan bila pelaksanaan proyek
sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin
akan khawatir bila personilnya
ditarik ke proyek-proyek. Pemanfaatan
personil-personil yang fungsional akan
menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu
diciptakanlah apa yang disebut
struktur organisasi matriks.
3. Struktur Organisasi Matriks
Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan
kebaikan-kebaikan
organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para
ahli/staf dihimpun berdasarkan
fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam
hal ini dibentuk bagian
manajemen proyek secara tersendiri.
Masing-masing bagian secara struktural tidak boleh
mempunyai proyek.
Walaupun demikian berbagai proyek masih dapat
dilakukan oleh perusahaan akan
berada di bawah pengawasan manajemen proyek.
Kesulitannya disini ialah bahwa organisasi matriks
biasanya hanya dapat
dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya
tak lancar dapat menimbulkan
pertentangan dan kesenjangan antara bagian
fungsional dan bagian manajemen
proyek.
4. Organisasi Usaha
Jenis organisasi ini biasanya dipakai pada
perusahan-perusahan besar dimana
sering muncul proyek penelitian dan pengembangan
produk. Pada kelanjutannya
akan dibentuk organisasi fungsional di dalam
perusahaan tersebut dengan maksud
agar kegiatan dapat mandiri dan luwes dengan sumber
daya manusia serta dana
tersendiri. Dalam hal ini, kerjasama antara teknisi,
peneliti dan para ahli pemasaran
perlu dibina terutama pada saat permulaan
pengembangan produk.
5. Organisasi Tim Kerja
Bentuk organisasi ini biasanya dimanfaatkan untuk
menanggulangi proyekproyek yang muncul secara tiba-tiba atau belum direncanakan
dan sifatnya ad hoc
(sementara). Para anggota organisasi ini biasanya
merupakan personil-personil
senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya.
Namun dengan bekal
pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan
tenang dalam
menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
Barrie dan Paulson (1984) membagi struktur
organisasi atas empat
kelompok, yang mencakup struktur organisasi dengan
pendekatan tradisional,
struktur organisasi pemilik- pembangun, struktur
organisasi putar kunci, dan
struktur organisasi manajemen konstruksi
profesional.
1. Struktur Organisasi Pendekatan Tradisional
Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner)
mempekerjakan seorang
pendesain (arsitekturl designer) yang bertugas dalam
mempersiapkan rencana dan
spesifikasi proyek, kemudian melakukan inspeksi
sampai tingkat tertentu yaitu
memonitor informasi dan mengawasi perkembangan
pelaksanaan konstruksi.
Pembangunan konstruksi merupakan tanggungjawab
kontraktor utama tunggal
kepada pemilik melalui suatu perjanjian. Banyak
pekerjaan pada kenyataannya
boleh dikerjakan oleh kontraktor khusus individu di
bawah perjanjian subkontrak
dengan kontraktor utama. Biasanya perusahaan
tersebut dinamakan Subkontraktor.
subkontraktor pada umumnya mengajukan penawaran
pekerjaan untuk
sebagian saja dari rencana pemilik, namun hubungan
kontak formalnya adalah
langsung dengan kontraktor utama dan selanjutnya
kontraktor utama
bertanggung jawab kepada pemilik mengenai semua pekerjaan,
termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan.
2. Struktur Organisasi Pemilik-Pembangun (The
Owner-Builder)
Secara historis banyak sekali kota-kota atau
negara-negara terutama pada
bagian/dinas pekerjaan umum, badan pemerintah pusat,
dan perusahaanperusahaan swasta telah melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan
sendiri, baik
mengenai pembuatan desain maupun mengenai
pelaksanaan konstruksinya.
Pendekatan ini sering disebut sebagai ‘force
account’ (Perhitungan
berdasarkan kemampuan sendiri).
Para pemilik yang lain atau perwakilannya seperti
biro reklamasi, dinas
bangunan publik dan badan pelayanan umum (general
services administration)
walaupun banyak mempertahankan pertanggungjawaban
manajemen dan desain
konseptualnya, tetapi mereka telah memanfaatkan
jasa-jasa konsultan untuk semua
atau sebagian dari desain detailnya serta
menyerahkan kepada kontraktor untuk
mempekerjakan dan mengawasi tenaga kerjanya. Untuk
3. Struktur Organisasi Perancang-Pembangun atau
Perancang-Pengelola
(Putar Kunci)
Beberapa ahli membedakan pengertian antara
perancang-pembangun
(perancang-pengelola) dan putar kunci. Namun pada
prakteknya kedua hal tersebut
sering saling tertukar. Dalam metode ini keseluruhan
manajemen proyek yang
meliputi konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan
konstruksi serta
penyelesaian proyek biasanya ditangani oleh satu
perusahaan.
Berdasarkan pengertian perancang-pembangun, pihak
pembangun tidak
bertindak sebagai kontraktor utama. Pihak pembangun
tidak mengendalikan
pekerjaan dalam satu tangan terhadap semua
kontraktor. Ada suatu bentuk kontrak
khusus yang dinegosiasikan antara
perancang-pembangun bersama dengan pemilik
dalam mengelola proyek. Sedangkan menurut pengertian
perancang-pengelola, pelaksanaan konstruksi dikerjakan oleh sejumlah kontraktor
bebas menurut rata cara yang sesuai dengan
konsep manajemen konstruksi profesional. Perancangan
Pembangunan
Perancangan Pengelola
Dengan menggunakan sistem perancang-pembangun atau
perancangpengelola, pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan segera
melalui
program konstruksi bertahap yang bertujuan untuk
mempersingkat waktu
pelaksanaan proyek. Cara untuk menyelesaikan proyek
seperti ini telah dipakai pada
sebagian besar dari proyek-proyek industri berat
yang berorientasi pada proses,
library 6sebagaimana yang telah dibangun di negara
Amerika Serikat pada beberapa
dasawarsa terakhir ini.
4. Manajemen Konstruksi Profesional
Manajemen konstruksi profesional membentuk satu tim
atas tiga kelompok
utama yaitu pemilik, perancang, dan manajer
konstruksi dalam suatu hubungan
yang tidak saling bertentangan dan hal ini membuka
kesempatan bagi pemilik untuk
berperan secara penuh dalam proses pelaksanaan
konstruksi.
Struktur organisasi manajemen konstruksi profesional
dibagi atas dua jenis
pendekatan. Pendekatan yang pertama yaitu melalui
penggunaan suatu perusahaan
konsultan sebagai pengawas pekerjaan para
kontraktor, sedangkan pendekatan
yang ke dua yaitu menggunakan jasa kontraktor utama
sebagai pengawas dari
seluruh pekerjaan yang disubkontrakkan.
Dari segi waktu penyelesaian proyek, kualitas
pekerjaan dan dari segi
pengawasan keuangan proyek maka penggunaan struktur
organisasi manajemen
konstruksi profesional melalui pendekatan pertama
akan lebih kompetitif bila
dibandingkan terhadap penggunaan struktur organisasi
pendekatan ke dua. Hal ini
disebabkan karena adanya pembedaan yang jelas antara
tugas dan wewenang pada
masing-masing unsur.
DAFTAR PUSTAKA
Angus, RB [et.al] 1997, Planning-performing and
controlling projects, 2nd edition,
Prentice Hall Inc., New Jersey.
Barrie, D.S.[and] Paul son, RC. 1984. Professional
Construction Management, 2nd
edition, McGraw Hill Inc. New York.
Degoff, RA [dan] Friedman, H.A. 1985, Comstruction
Management, John Wiley &
Sons, New York.
Ivancevich, J.M., Matteson, M.T., 1987,
Organizational Rehavior and Management,
Business Publications Inc., Texas
Thomson, CB., 1981. Developing-Marketing and Delivering
Construction
Management Services, McGraw Hill Inc. New York
Soekanto Reksohadiprodjo, 1983, Manajemen Proyek,
BPFE, Yogyakarta
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1385/1/sipil-aswin2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar